6.5.12

31

Acuh

itu kucingnya-- rafiknya
ia bersulang mahu dikembalikan hidup yang biasa
tapi, berkalang tanah juga takdirnya;
peri menangis.

semalam eyang putri pegari lagi dalam rasian
pesan eyang-- terus celih dari sela percaturan
dihitungnya diryah yang tak menerkakan;
peri menangis.

khabar mair mengerawang hinggap ke sini
sedih-- layuh sukma kecil sang peri
kita dipeluk sial-- "ya, terlalu lokek dunia yaum ini";
peri menangis.

kematian ada siratannya;
nanti kan dihitung
nanti kan dibelai vonis
nanti kan ditemukan dengan yaumul akhir.

peri menangis
dia tebalkan juga muka; minta dikacipkan sela
antara Tuhan dengan dia.

No comments:

Post a Comment